Digital Communication Model by Primaretha (2013) |
Tidak dapat dipungkiri di era informasi ini kita semakin
mengandalkan komputer untuk membantu segala urusan kita. Transaksi uang melalui
mesin ATM, instant messaging melalui smartphone, mengirim email melalui tablet,
mengerjakan pekerjaan design dengan laptop, semuanya atas bantuan dari komputer
sehingga kita dapat menyelesaikan keperluan kita. Pekerjaan digital marketing
tidak hanya ditentukan oleh seberapa jago kita bisa menggunakan perangkat
komputer melainkan kita juga harus paham seberapa jauh audiens kita mampu
mengoperasikan beberapa perangkat komputer dengan baik, entah itu smartphone,
tablet, laptop dan juga bagaimana mereka mengakses informasi di
perangkat-perangkat tersebut.
Human Computer
Interface
Seperti kita tahu saat ini sedang ramai-ramainya orang
mengadopsi touch screen sebagai cara untuk berinteraksi dengan gadget yang
dimilikinya. Pada awalnya saya sendiri masih sangat gagap ketika menggunakan
iPad. baru setelah beberapa waktu mulai terbiasa. Bagaimana nanti kedepanya
ketika perangkat smartphone sudah beralih ke wearable technology. Kita lihat
saja Samsung sudah mengeluarkan Galaxy Gear Watch, sebuah jam yang menggantikan
smartphone. Belum lagi kehadiran intelligent personal assistant yang semakin canggih
seperti Siri dimana interaksi manusia dan computer hanya tinggal menggunakan
mulut untuk berbicara layaknya antara manusia dengan manusia lainnya.
Teman-teman pasti sudah kenal Google Glass. Bayangkan bila
semua orang sudah menggunakan perangkat tersebut. Anak-anak muda sudah tidak
lagi disebut generasi menunduk karena harus melihat smartphone di tangan
mereka. Layar komputer bisa diakses langsung melalui kacamata yang kita pakai
juga dengan bantuan suara dan hanya bantuan gerakan tangan di batang kacamata.
Aktifitas foto dan merekam video bisa dilakukan langsung dengan kacamata, kita
bisa mengabadikan segala hal yang mata kita lihat dengan lebih cepat
dibandingkan harus menyiapkan smartphone terlebih dahulu.
Smartphone memang canggih, wearable gadget seperti Google
Glass apalagi, tapi bagaimana bila interaksi kita dengan computer tanpa
menggunakan perantara sama sekali? Buat anda yang suka nonton seri film Iron
Man pasti bisa menebak maksud saya apa. Yup, teknologi hologram dimana
interaksi kita dengan computer bisa dibilang tidak lagi dibatasi oleh sebuah
perantara. Tidak ada layar atau gadget melainkan fungsi computer bisa muncul
langsung di hadapan kita dan bisa kita pegang langsung secara fisik untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
Internet merupakan wadah yang berisikan begitu banyak
informasi yang dituangkan ke dalam bentuk website, blog, forum, social network,
microblog dan banyak lagi bentuknya. Untuk menampilkan informasi yang begitu
banyak, dibuatlah semacam struktur informasi untuk memudahkan para visitor yang
mengunjungi website atau bisa juga sebuah software. Pekerjaan ini biasa dikenal
dengan sebutan Information Architecture, sebuah pekerjaan mengelola informasi
agar pengguna mudah untuk menemukan, mencerna dari satu informasi ke informasi
yang lain. Contoh sederhanya adalah navigation tab yang biasanya berada di
paling atas sebuah website. Para website developer biasanya akan dihadapkan
pada pertanyaan tentang menu-menu apa saja yang akan ditaruh di main
navigation. Tentunya, pemilihan menu informasi website tersebut dilandaskan
pada konten-konten apa saja yang ingin disajikan kepada pengunjung websitenya.
User Experience
Setelah menyajikan informasi yang tepat, tugas dari seorang
pembuat website atau digital marketer pada umumnya adalah menjadikan medium digital
(website, social media, atau mobile apps) menjadi mudah dan menarik untuk
digunakan oleh pengguna. Alur informasi, interaksi menu ke menu, dan juga
desain visual perlu diperhatikan dengan seksama untuk memaksimalkan user
experience ini. Terkadang kita ingin menunjukan website yang sangat canggih
tapi ketika pengguna ingin masuk ke dalam website tersebut malah mendapat
kendala waktu loading yang begitu lama sehingg pada akhirnya malah tidak dapat
digunakan. Terkadang juga factor kompabilitas sering menjadi masalah dari user
experience, contoh ada website yang jalan di browser Google Chrome tapi tidak
bisa dijalankan di browser lainnya seperti di Mozilla atau Opera.
Selanjutnya How to be Digital Marketer? Part 3 - Computer Mediated Communication
No comments:
Post a Comment